Nafis' Blog

Kita Milik Allah

Posted by mnafisalmukhdi1 on Monday, 18 April 2022

Message

Izinkan aku mengingatkan diri sendiri.

“(155) Dan sungguh, kami pasti menguji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (156) Yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn.” (Sesungguhnya kami milih Allah dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kami kembali). (157) Mereka itulah yang mendapat ampunan dari Tuhannya dan rahmat. Dan merekalah orang-orang yang diberi petunjuk.” (Q.S. al-Baqarah)

Ujian adalah hal yang pasti. Karena kepastian itu pulalah, kita sebenarnya bisa melaluinya dengan berusaha dan berdoa.

Tapi inti dari ujian adalah satu. Kembali mengingat bahwa segalanya, termasuk diri kita, adalah milik Allah dan akan kembali kepadanya.

Segala kekurangan itu, bukankah karena kesempurnaan hanya milik Allah?

Para ahli tasawuf yang berkecimpung di tasawuf falsafi, dan mereka yang mengatakan bahwa itu adalah ilmu hakikat, memberikan sebuah perumpamaan yang menohok.

“Bagaimana perasaanmu, jika orang yang kamu kenal, kehilangan?” “Bagaimana perasaanmu, jika kamu yang kehilangan?”

Rasa kepemilikan. Aku. Ego. Luluh dengan sadar bahwa milik kita itu sesungguhnya hanyalah ketiadaan dan kefanaan.

Kenapa ketika orang yang kita kenal kehilangan, kita biasa saja? Kenapa ketika kita yang kehilangan, rasanya begitu terpukul?

Bukankah dengan lepasnya rasa kepemilikan, dan menyerahkannya kepada Tuhan, memang memberi anugerah dan rasa kedamaian?