Nafis' Blog

Semesta (Permata Indah)

Posted by mnafisalmukhdi1 on Monday, 22 August 2022

Poem   Mine

Beragam teori muncul, bagaimana ia tercipta
Setitik air dan tanah, teruslah menerka
Siapa lagi yang mengetahui selain Dia

Terjadinya sebuah peristiwa adalah niscaya
Seorang insan menampakkan wujudnya dalam mata
Di alam pasca usaha
Diharapkan menjadi orang yang terpuji dan berharga
Layaknya sandaran kepala

Berbicara dia kurang
Dia dinista
Satu huruf yang tidak fasih diucap jadi lelucon lama

Menghindari banyak orang
Dia tersiksa
Sedangkan di masa lalu dia terus mencoba untuk mendekat dan tetap tidak diterima

Duduk di belakang meja dengan seragam putih abu-abu
Memegang pulpen di tangan kanan, membuka kertas dari buku
Detik yang luang, dengan tulisan dia menyatu

Secoret garis terukir
Membentuk pola yang membuat pemirsa terus berpikir
Memori membingungkan bukanlah akhir

Layaklah idealis
Tibalah realistis
Para materialis
Ekonomi kapitalis

Waktu berlalu tiap tahun
“Sudah apa?” Setiap melamun
“Tidak ada!” Dia terbangun
Padahal sudah berapa lembar dia susun

Sekarang, dia pergi
Entah kapan dia akan kembali
Coretan itu tidak menyambung lagi

Pada akhirnya, dia tetap berdiri
Di satu tempat yang akan ditinggalkan secara pasti
Semesta ini tidaklah abadi